Geografi

Geografi

Selasa, 25 September 2012

DINAMIKA PERUBAHAN PEDROSFER


DINAMIKA PERUBAHAN PEDROSFER
            Pedrosfer adalah lapisan paling luar atau lapisan paling atas permukaan bumi tempat berlangsungnya proses pembentukan tanah. Secara sederhana, pedrosfer diartikan sebagai lapisan tanah paling atas dari litosfer.
            Tanah (soil) adalah suatu bentuk alam yang terbentuk karena campuran hasil pelapukan batuan (anorganik), organik, air, dan udara yang menempati bagian paling atas dari litosfer. Ilmu yang mempelajari tentang tanah disebut pedologi, sedangkan ilmu yang khusus mempelajari mengenai proses pembentukan tanah disebut pedogenesa.
1.     Faktor-faktor pembentuk tanah
T=f(i, o, b,t,w)
Ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi pembentukan tanah, antara lain: iklim, organisme, bahan induk, topografi, dan waktu. Faktor tersebut dirumuskan menjadi:


                 Keterangan:
T = tanah                                 b  = bahan induk
f  = factor                                t   = topografi
i  = iklim                                  w = waktu
o = organism
a.       Iklim
     Suhu dan curah hujan adalah unsure iklim yang sangat mempengaruhi proses pembentukan tanah. Suhu berpengaruh terhadap proses pelapukan, jika suhu tinggi makaa proses pelapukan akan berlangsung cepat sehingga pembentukan tanah cepat pula. Sedangkan curah hujan akan berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan pencucian tanah, pencucian tanah yang cepat menyebabkan tanah menjadi asam (pH tanah rendah).
b.      Organisme
     Hal-hal organisme yang mempengaruhi proses pembentukan tanah, yaitu:
1.    Membuat proses pelapukan, baik pelapukan kimiawi maupun organik. Pelapukan kimiawi yaitu pelapukan yang terjadi oleh proses kimia. Sedangkan pelapukan organik yaitu pelapukan yang dilakukan oleh makhluk hidup (hewan dan tumbuhan).
2.    Pengaruh jenis vegetasi terhadap sifat tanah sangat nyata terjadi di daerah yang beriklim sedang (Eropa dan Amerika). Vegetasi hutan dapat membentuk tanah hutan dengan warna merah, sedangkan rumput membentuk tanah berwarna hitam
3.    Membantu proses pembentukan humus.
4.    Kandungan kimia yang terdapat pada tanaman berpengaruh terhadap sifat tanah.
c.       Bahan induk
     Bahan induk terdiri atas batuan vulkanik, batuan beku, batuan sedimen, dan matuan metamorf. Batuan induk akan hancur menjadi bahan induk, lalu akan mengalami pelapukan menjadi tanah. Tanah yang ada di permukaan bumi sebagian memperlihatkan sifat yang sama dengan bahan induknya. Contohnya tanah berstruktur pasir, berasal dari bahan induk yang kandungan pasirnya tinggi.
d.      Topografi
      Keadaan relief suatu daerah akan memengaruhi tebal atau tipisnya lapisan tanah. Daerah yang memiliki topografi miring dan berbukit maka lapisan tanahnya lebih tipis karena tereosi. Dan ssebaliknya, daerah yang datar maka lapisan tanahnya tebal karena terjadi proses sedimentasi. Demikian pula daerah yang dreinasenya jelek, contohnya sering tergenang menyebabkan tanahnya menjadi asam.
e.       Waktu
      Tanah merupakan benda alam yang terus menerus berubah, akibat pelapukan dan pencucian secara terus menerus. Karena itu, tanah akan semakin tua dan kurus. Mineral yang awalnya banyak maengandung unsur hara telah habis mengalami pelapukan, sehingga tinggal mineral yang sukar lapuk seperti kuarsa. Karena proses pembentukan tanah terus berjalan, maka induk tanah berubah menjadi tanah muda, tanah dewasa, dan tanah tua.
      Contoh tanah muda yaitu tanah aluvial, regosol, dan litosol. Contoh tanah dewasa yaitu andosol, latosol, dan grumosol. Dan contoh tanah tua yaitu podsolik dan laterit.

2.     Sistem klasifikasi tanah
     System klasifikasi tanah yang ada di dunia terdiri atas berbagai macam. Nama golongan tanah dengan membubuhkan kata sol merupakan singkatan dari kata latin solum. Menurut Taksonomi Tanah (1970), tanah dibagi menjadi 10 macam, yaitu:
a.       Oxisol yaitu, tanah yang terdiri atas campuran besi dan alumunium, dan sedikit bahan organik. Jenis tanah ini meliputi tanah lateritic, latosol, dan laterit air tanah.
b.      Ultisol yaitu, tanah yang mengalami pelapukan sangat hebat.
c.       Vertisol yaitu, golongan tanah yang khas terdapat di region-region bervegetasi sabana atau steppa, di daerah tropis maupun subtropis.
d.      Entisol yaitu, tanah yang masih menunjukkan asal bahan induk. Yang termasuk jenis tanah ini adalah alluvial, regosol gunung, regosol pantai, dan lithosol.
e.       Inceptisol yaitu, tanah yang masih muda dan baru mulai perkembangan penampangnya. Namun sudah ada eluvasi dan iluvasi.
f.       Spodosol yaitu, tanah yang tersebar di semua iklim, mempunyai solum yang sangat asam, kemampuan menahan air sangat rendah dan kurang subur.
g.      Milisol yaitu, tanah yang memiliki cirri halus atau lunak, pH kurang dari 7,0. Jenis tanahnya adalah chesnut, chernozem, brunizem, rendzina dan sebagainya.
h.      Alfisol yaitu, tanah yang tersebar di daerah beriklim lembap, kaya dengan alumunium, besi, air, dan bahan organic. Jenis tanahnya adalah grey-brown podzolic dan wooded, beberapa planosol dan noncalcic-brown.
i.        Aridisol yaitu, tanah yang seanjang tahun kering, kandungan organic rendah, warna kemerah-merahan, terbentuk di daeerah gurun atau semi-gurun. Jenis tanah adalah reddish dessert, sierozem, dan raddish brown.
j.        Histosol mencakup semua tanah organic, seperti organosol dan gambut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar